Anime Lovers Indonesia
Selamat datang di Official Forum untuk Anime Lovers Indonesia.Jika merasa belum like FP kami,klik di Sini Segeralah register ke sini
Anime Lovers Indonesia
Selamat datang di Official Forum untuk Anime Lovers Indonesia.Jika merasa belum like FP kami,klik di Sini Segeralah register ke sini
Anime Lovers Indonesia
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Anime Lovers Indonesia

Welcome to Official Fanspage of Anime Lovers Indonesia
 
IndeksPortalLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
Like us

Share
 

 Assassination Classroom

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
Hanifa Juliana
Administrator
Administrator
Hanifa Juliana

Jumlah posting : 26
Join date : 09.05.13

Assassination Classroom Empty
PostSubyek: Assassination Classroom   Assassination Classroom EmptyFri Sep 20, 2013 7:10 am

Di tengah ketegangan kelas, pak guru bersiap untuk mengabsen siswanya. Namun bukan seorang guru manusia seperti pada umumnya, melainkan sesosok guru yang bahkan lebih mirip alien. Dengan kepala yang bulat sempurna, kulit berwarna kuning, jari yang hanya ada dua di setiap tangannya, dan tubuh bagian bawah yang menyerupai tentacle.

"Kita akan mulai pelajaran sekarang, siapapun yang bertugas hari ini,
tolong disiapkan!" Ucap guru itu.

"Ber-Berdiri!" Serentak semua siswa berdiri, dengan berbagai senjata dan siap untuk menembak guru itu.

--- Kelas Terseru di Dunia Sedang Berlangsung ---

"Bersiap!" Di saat semua murid sudah bersiap, guru itu dengan santainya tertawa.



--- Kami Adalah Para Pembunuh Profesional ---

DOOOOOOOOOOR!!!

Semua murid menembakkan senjatanya. Tapi dengan sangat amat cepat, guru itu menghindari semua tembakan itu,dan dengan santainya malah hanya menyapa, "Selamat pagi"

"Baik, melihat kalian masih menembakku, aku akan mengabsen, Isogai-kun?
Maaf, tapi kita sedang berada di tengah baku tembak, bisakah kau bicara?"



"H..hadir" Jawab siswa bernama Isogai itu sambil terus menembak.

"Okano-kun?" Pak guru lanjut mengabsen sambil menghindari seluruh peluru yang mengarah kepadanya itu.

"Hadir"

"Kataoka-kun?"

"Hadir"

Kemudian bersamaan dengan selesainya pak guru mengabsen, baku tembak itu berakhir. Dengan hasil, tak seorang siswapun mampu mengenai guru itu.



Assasination Classroom Chapter 1--- Ruang Kelas Pembunuhan ---
Teks Version by MNCI

"Tak ada yang tidak hadir, hebat sekali, guru bangga sekali"

"Dia cepat sekali ..."

"Percuma, walau satu kelas menembaknya terus ..." Batin sebagian sisiwa.

--- Target Kami Adalah Pak Guru ---

"Memalukan, gak ada yang kena juga hari ini" Ejek guru itu, "Taktik kalian hanya begantung pada jumlah. Tatapan kalian, arah senapan kalian, gerakan jari kalian, setiap dari kalian sangat mudah di tebak"Lanjutnya.

"Persiapkan lagi rencana kalian, atau ...
kalian tak akan pernah bisa membunuhku dengan kecepatan maksimum mach 20-ku"

"Apa kau benar-benar menghindarinya semua guru?" Salah seorang siswa tampak ragu, "Coba lihat ini, ini kan cuma peluru bb pallet?" Ia ragu karena peluru yang digunakan adalah peluru yang tidak berbahaya.

"Kalaupun kena, kau mungkin hanya menahanya bukan?"
"BENAR, BENAR!!" Protes para siswa.

Kemudian, pak gurupun memberi bukti, "Baik, sekarang coba isi pelurunya dan berikan pistolnya padaku" Guru itu kemudian mengarahkan pistolnya ke arah tangannya yang seperti tentacle itu, "Sudah kubilang kan, peluru ini memang tidak akan melukai kalian semua, tapi ..."

Blarrr!!!!! Guru itu menembak tangannya sendiri, dan ternyata, tangannya hancur.



"Ini peluru khusus yang di kembangkan Negara ini untuk melawanku, selku bisa hancur seperti tahu dengan peluru ini, kalian lihat? Ah, tapi tentu saja kalau aku punya beberapa detik, tanganku akan tumbuh kembali" Jelas guru itu, dan tiba-tiba tangannya tumbuh kembali, sama seperti kemampuan Picollo di anime Dragon Ball.

"Juga, berbahaya jika pelurunya mengenai mata kalian. Jadi, sebaiknya jangan menembak di dalam ruangan kecuali untuk membunuhku. Dan ingat, kalian harus biss membunuhku sebelum kelulusan" Tiba-tiba wajah guru itu berwarna aneh, "Ayo bereskan selongsong dan pelurunya, kelas dimulai"

"Ruangan 3-E SMP Kunigagaoka adalah kelas pembunuh.
Bel pagi berbunyi seperti biasanya, pertanda pelajaran pun dimulai.
Bagaimana kita bisa berakhir dalam situasi seperti ini?"

"Hey, Nagisa" Sapa seorang siswi pada siswa di sampingnya, "Ini masih sore, tapi coba lihat itu, bulan sabit" Ia lalu menunjuk ke luar jendela, arah bulan sabit.

"Pada awal kelas tiga, kami terlibat dalam dua insiden beruntun"

----- Flashback -----

"Bulannya!!?" Orang-orang kaget saat melihat ke langit malam, bulan yang harusnya bulat terlihat berbentuk sabit. Bukan hanya terlihat sabit seperti biasanya, melainkan benar-benar menjadi menjadi berbentuk sabit. "70 persen menghilang secara misterius dalam ledakan!!"

"Kita cuma bisa melihat bulan sabit sepanjang hidup kita!!"
Masih flashback, sesosok guru alien itu masuk ke dalam kelas tadi untuk pertama kalinya sambil dijaga oleh beberapa agen khusus. Dengan santainya, ia memperkenalkan diri, "Senang bertemu dengan kalian, akulah orang yang meledakkan bulan, dan aku juga berencana untuk meledakkan bumi tahun depan. Untuk sekarang, aku akan menjadi wali kelas kalian, mohon kerjasamanya"



Para murid terdiam.

"Aku karashima dari departemen pertahanan" Salah seorang lelaki yang menodong mahluk itu memperkenalkan diri, "Pertama-tama, kalian harus mengerti kalau yang aku katakana ini adalah informasi pemerintah. Kemudian langsung pada intinya, aku ingin kalian membunuh monster ini!!" Jelas agen itu, membuat semua murid menjadi semakin melotot mendengarnya,

"A-apa orang ini alien yang datang untuk menyerang kami?" seorang murid bertanya.

"Tidak sopan! Aku lahir dan dibesarkan di Bumi tahu" Ucap kesal guru itu.

"Aku takut aku tak akan bisa menjelaskannya, tapi apa yang dia katakan itu adalah benar. Mahluk inilah yang menghancurkan bulan, dan juga akan menghancurkan bumi Maret depan. Hanya para pemimpin dunia yang tahu akan hal ini. Sebelum dunia larut dalam kepanikan, mereka mendesak untuk berusaha membunuh dia sebelum waktu itu, dengan kata lain…." Karashima mengeluarkan pisau dari balik jas hitamnya.

"….Pembunuhan" Karashima menebas calon guru yang telah menghancurkan bulan itu, tapi karna kecepatan guru itu, tebasannya dengan mudah dihindari.

"Kalian lihat, orang ini sangatlah cepat! Jauh dari membunuhnya, bahkan alisku di hiasinya dengan sangat teliti" Karashima menebas kesegala arah tapi dengan cepat dihindari olehnya.

"Dia mahluk super yang punya cukup kekuatan untuk mengubah bulan penuh menjadi bulan sabit, kecepatan maksimumnya secepat MACH 20!! Jadi, jika dia serius ingin kabur, kita hanya bias pasrah sampai hari kehancuran kita." Ucap karashima. Kemudian, mahluk aneh itu mulai bicara lagi, "Yah, hanya begitu saja pasti tak akan menarik. Jadi, aku mengajukan proposal pada Negara-Negara di dunia ini" Ucapnya, "Aku gak mau dibunuh, tapi kalau aku diizinkan menjadi wali kelas di SMP Kunugigaoga, kalian boleh mencoba"

"Kenapa?" Pikir heran salah seorang siswa. Dan seakan mengerti batin siswa itu, Karashimapun berkata, "Kami tak tau tujuannya, tapi pemerintah telah setuju, dan memberi syarat kalau dia tak akan menyakiti muridnya, kalian. Kami punya 2 alasan, dengan dia datang ke kelas tiap hari, kami bisa mengawasinya, dan ..."

----- Flashback Berakhir -----

"Jadi, dari tiga puluh siswa ...
Aku memiliki kesempatan untuk membunuhnya dari jarak tembak"

Di saat pelajaran baru saja dimulai, seorang murid mencoba untuk menembak guru itu. Akan tetapi dengan cepat, pelurunya berhasil dihentikan oleh sang guru menggunakan bayang kapur, dan bersamaan dengan itu warna kepalanya berubah lagi menjadi merah

"Nakamura-san, bukankah aku sudah memberitahumu, pembunuhan jangan sampai menganggu pelajaran. Sebagai hukuman, kau harus berdiri di belakang dan mengikuti pelajaran tambahan" Ucap guru itu.

"Maaf ... Tapi, kau tak perlu jadi merah waktu kau marah kan ..." Sindir Nakamura.

"Kenapa orang ini menjadi wali kelas kami?
Bagaimana kami harus membunuhnya?
Penderitaan kami kemudian hilang bersama kata-kata Karashima-san berikutnya"



----- Kembali ke Lanjutan Flashback Tadi -----

Karashima melanjutkan kalimatnya, "Dan ... Imbalan untuk yang berasil dengan sukses membunuhnya adalah Sepuluh Milyar Yen!"

"Se-Spuluh Milyar ... Yen!???" Tentu saja semua siswa tampak kaget ketika mendengarnya.

"Itu adalah jumlah yang seimbang, karena kesuksesan pembunuhan berarti kesuksesan menyelamatkan dunia, dan bagusnya orang ini meremehkan kalian"

Tiba-tiba muncul garis hijau dari mahluk itu.

"Lihat, waktu ada garis hijau muncul, itu berarti dia mengejek kalian."

"Kulit macam apa itu sebenarnya" Pikir penasaran siswa di sana.

Sambil tersenyum, mahluk itu kemudian berkata, "Wajar saja. Mustahil kalian semua bisa membunuhku. Agen pemerintah saja tidak bisa. Saat mereka menyerangku dengan menggunakan pesawat tempur angkatan udara, aku menggosoknya sekalian"

"Kenapa gangguan lagi?!" Ucap pilot di pesawat tempur saat itu.

Kembali ke kelas, asisiten Karashima mengeluarkan pisau dan sebuah koper berisi senjata, "Aku mau kalian menyerangnya jika ada kesempatan, kami akan sediakan kalian semua dengan peluru yang efektif dengannya, tapi tidak melukai kalian. Ini harus dirahasiakan dari keluarga dan teman kalian.
Ngomong-ngomong, waktu itu singkat. Kalau Bumi hancur, tak akan ada tempat untuk kabur!!" Ucap karashima.

"Itu panjang dan pendeknya. Sekarang, semuanya ayo habiskan waktu terakhir kalian dengan berguna!" Ucap mahluk itu.

----- Flashback Berakhir -----

"Waktunya makan siang, guru akan pergi ke China sementara untuk makan mapo doufu. Kalau ada yang mau membunuhku, bilang saja" guru itu melesat bagai roket, pergi meninggalkan kelas menuju tempat yang dimaksud.

"Dia pergi secepat MACH 20, jadi ... errrrrr ..."
"Akan sekitar 10 menit ke Provinsi Sichuan. Rumah makan mado."
"Kuyakin bahkan misil pun gak akan menjatuhkan makhluk itu dari langit."
"Juga, gurita itu bahkan memeriksa nilai tes kita waktu terbang dengan kecepatan suara."
"Serius!!?"
"Ya,dia memujiku dengan ilustrasi."
"Ngomong-ngomong,bukanya dia lumayan bagus dalam mengajar."
"Aku tahu! Waktu aku mau membunuhnya sepulang sekolah, aku manfaatkan itu untuk belajar aritmatika dengannya, aku akan lancar dalam ujian berikutnya."
"Tapi ... Yah, kau tahu ... kita ini kelas E. Walau kita berusaha sebaik mungkin, tak akan ada gunanya"

"Benar ...
Walaupun kami mengincar mahluk super berbentuk gurita ini untuk dibunuh,
untuk suatu alasan dia tetap melakukan hal yang biasa dilakukan guru.
Kami juga sama,disamping kenyataan bahwa kami secara instan menjadi pembunuh bayaran,
kami juga murid biasa. Tapi kami dari kelas E ...
Tidak terlalu normal"

Ketika Nagisa melamun, tiga siswa tiba-tiba saja menghampirinya, "Oi Nagisa, ikut kami sebentar. Ayo kita sama-sama merencanakan pembunuhan" Ucap salah satu teman nagisa itu.



Dengan lemas, Nagisapun menerima ajakan itu, "Baiklah"

Setelahnya mereka keluar dari kelas, "Mahluk gurita itu berganti warna sesuai moodnya bukan?kau bersama orang yang bilang dia mengawasimu kan?" Tanya teman Nagisa.

"Aku ingat garis hijau akan muncul waktu dia lagi tenang" Jawab Nagisa

"Aku gak mau tahu" Ucap teman Nagisa, lalu ia mengeluarkan pisau yang bisa melukai guru itu.
"Aku punya rencana, waktu dia menunjukkan ekspresi yang paling lemah, kau akan menusuknya"

"Aku? Ta-tapi ..."
"Jangan berpura-pura jadi orang baik, kita ini kelas E kan? Kelas buangan yang gak bisa mengimbangi level belajar sekolah ini. Dijuluki begitu karna E kelas terakhir, tiap hari kita di paksa datang ke bangunan sekolah di gunung terisolasi ini. Bagaimanapun, kita dianggap tidak jauh dari sampah" Teman Nagisa merangkul bahunya, "Untuk barang sisa seperti kita, punya kesempatan untuk mendapat Sepuluh Milyar Yen adalah hal yang sangat luar biasa ... Walau kita pergi dari pergaulan, kesempatan begini tak akan ada lagi selama hidup kita. Jadi kita akan merangkak keluar, dari keadaan buruk ini ..." Anak itu mengeluakan sebuah kantong dari sakunya, dan memberikannya ke Nagisa,

"Gak peduli cara yang kita lakukan untuk mencapainya" Lanjutnya.
Mendengar itu, Nagisa hanya bisa terdiam.

"Jangan mengacaukannya ya Nagisa-kun"

"Gyahahaha!!" Merekapun pergi.

Nagisa masih terdiam sambil memegang kantong yang di berikan temanya yang sok berandalan itu, dan saat itu dia teringat kata-kata temanya saat ia di tempatkan di kelas E.

"Kudengar Nagisa masuk kelas E"
"Uwaa ... Sudah berakhir untuknya"
"Aku akan menghapus namanya dari kontak telepon.."
"Aku tak mau melihat aku selevel dengannya juga"

Orang-orang begitu menjauhi murid kelas E.

Di tengah kegalauanya, tiba-tiba gurunya muncul dari langit dengan cepat dan membawa sebuah misil. Nagisa kaget di buatnya.

"Selamat datang guru, ada apa dengan misil itu?" Nagisa bertanya.

"Ini souvenir, pasukan pertahanan menyerangku di lautan jepang" Jawab guru itu.

"Jadi target lumayan menyusahkan ya?"

"Ah, tidak juga, fakta bahwa aku jadi target semua orang,membuktikan kalau aku ini kuat." Ucap pak guru.

"!!!"

"Baiklah, jam pelajaran kelima akan segera dimulai." Guru itu pun bersiap.

"Baik"

Nagisa terdiam.

"Aku hanya tak bisa mengerti guru, dia jadi target pembunuhan semua orang ...
Kalau kau lihat dari sisi lain, artinya semua orang mengakui kekuatannya ...
Kenapa monster seperti dia yang gak punya harapan dan perhatian bahkan
mengerti perasaan manusia?"

Nagisa lalu mengigat ucapan wali kelasnya dulu, seorang guru normal.

"Karena kamu, mereka mengurangi evaluasiku sebagai wali kelas. Yang bagus dari hal ini adalah ... AKU TAK AKAN MELIHATMU LAGI!!"

"Au bertaruh aku bisa membunuhnya,
Maksudku guru ini bahkan tidak menganggapku sebagai pembunuh bayaran"

Pelajaran dimulai.

"Ayo kita coba menulis puisi Tanka berdasarkan tema, tolong akhiri puisinya dengan *tentackle* dalam 7 suku terakhir. Setelah kau tulis, bawa padaku, aku akan memeriksa penggunaan katanya dan melihat apa kau bisa mengekpresikan tentackle dengan indah, yang bisa menyelesaikannya bisa pulang hari ini!" Guru itu memberi tugas pada muridnya

"Apa tentakel itu kata yang pantas?"

"Siapa yang tahu" gumam beberapa murid.

"Sensei, aku mau bertanya" Ucap salah satu murid cewek yang duduk di samping Nagisa.

"Ada apa, Kayano?" Guru itumenanggapi.

"Mungkin agak telat untuk menanyakan hal ini, tapi bagaimana kami harus memanggilmu? Susah sekali menegurmu dari pada guru yang lain"

"Nama ya, hmm ...
Aku juga tidak memanggil diriku apapun. Bagaimana kalau kalian saja yang menentukannya kalau kalian mau. Tapi tetap, untuk sekarang konsentrasi pada tugasmu"

"Baiiiiik"

Wajah guru itu berubah jadi merah muda, Nagisa kaget akan hal itu lalu ia berdiri,

"Ohhhh, sudah selesai Nagisa?"

Nagisa berjalan mendekati guru itu, teman nagisa tersenyum.

"setelah makan siang, waktu kami mengantuk,
ada saat dimana wajah guru berubah jadi merah muda,
reaksi dari pertanyaan kayano juga agak terlambat…
Ini mungkin juga dimana guru ada pada saat terlengah"

Nampak Nagisa menyembunyikan pisau di balik kertas tugasnya.

"Nagisa ..."
"Kau bisa melakukannya." Batin teman-temannya.

"Di sekolah yang berkelas begini, kami yang di kelas E,
yang gak bisa mengimbangi, percaya bahwa kami ...
harus menang kalau kami berhasil, orang tua, teman, dan guru kami ...
Kalau aku bisa membunuhnya, mereka akan mengakuiku"

Nagisa mengeluakan pisaunya dan dengan cepat menusuk guru itu. Akan tetapi, guru itu menahan tangan Nagisa.

"Sudah kubilang bukan? Untuk lebih ..." Sebelum guru itu menyelasaikan ucapannya, Nagisa memeluk guru itu.

"Tak peduli cara yang kami gunakan"

Tenyata Nagisa mengalungkan sebuah granat di lehernya.



"Granat bb pellet!?"

"Yang dibuat khusus!! Terima ini" Teman nagisa memencet sebuah tombol. Dan Boooommm!!! Granat itu kemudian meledak, menghempaskan peluru-peluru anti guru yang dirancang khusus untuk membunuh guru itu.



Beberapa murid guru menerima hempasan peluru yang keluar dari granat itu.

"Yeah kita berhasil, Sepuluh Milyar Yen akan jadi milik kita!!" Teman Nagisa yang memencet tombol tampak senang.

"Kerja bagus"

"Gak mungkin dia mengira serangan bom bunuh diri!!"

Tampak sebuah tentakel yang hangus.

"Tunggu Terasaka, benda apa yang kau suruh Nagisa pegang!?" Kayano bertanya.

"Hm, granat mainan, hanya saja aku pakai bubuk mesiu untuk menambah ledakannya, untuk menembakkan 300 peluru anti-guru dengan kecepatan super" Terasaka menjelaskan, orang yang egois ini teman Nagisa.

"APA!?" Kayano kaget mendengar penjelasan Terasaka.

"Itu gak cukup untuk membunuh manusia, dan aku akan membayar dokternya dari 10 juta itu"

Tampak Nagisa terbaring, tapi Nagisa dibungkus dengan sebuah membra.

Terasaka kaget melihatnya.

"Dia gak terluka? Bahkan luka bakarpun tidak?" Batin Terasaka melihat keadaan Nagisa.

"Dan membra apa yang melapisi Nagisa? Sesuatu terhubung dengan mayat gurita itu ..."

"Ngomong-ngomong aku berganti kulit sebulan sekali" Ternyata pak guru masih hidup dan ia merayap di langit-langit kelas. Terasaka kaget, begitupun Nagisa yang baru saja sadar.



Dan kali ini, warna guru itu benar-benar hitam pekat,

"Aku melapisi ledakan itu dengan kulit lamaku dan mengurangi kekuatanya.
Pendeknya, ini adalah kemampuan khusus yang bisa dipakai sebulan sekali"

"Warna muka guru kami bahkan gak perlu melihatnya untuk mengetahuinya,
Hitam gelap, luapan kemarahan"

"Terasaka, Yoshida, Muramatsu, jadi kalian pelakunya ya ..."

"Bu..bu..bukan..Nagisa melakukannya sendiri ..." Mereka begitu ketakutan.

Guru itu pergi ke luar kelas menuju beberapa tempat di kota dan masuk lagi ke kelas dengan cepat sambil membawa sebuah tumpukan sesuatu, yang ternyata tak lain adalah papan nama. Kemudianm pak guru menjatuhkan sebuah papan-papan nama itu.

"Papan nama rumah kami!?" Terasaka, Yoshida, dan Muramatsu semakin ketakutan.

"Karena kesepakatan dengan pemerintah, aku tak bisa melukai kalian. Tapi kalau kalian datang membunuhku dengan cara yang sama seperti ini lagi, aku tak tau apa yang akan terjadi dengan orang yang bukan kalian!" Guru itu kemudian menjatuhkan semua papan nama yang dibawanya, papan nama dari semua rumah murid.

"Teman, dan keluargan kalian ...
Bukan, mungkin aku akan menghabisi semua orang di bumi kecuali kalian"

"Dalam 5 detik semua mengerti ...
Pada akhirnya, kalau kami kabur,
kami bahkan gak bakal bisa kabur ke sisi lain dari planet ini,
yang bisa kami lakukan hanyalah membunuh guru ini"

"Apa-apaan kau? Kau menjadi beban, tiba-tiba datang sambil berkata, aku akan meledakkan bumi, dan, bunuh akul, dan semua itu apa ada yang salah dengan cara membunuh yang licik dengan cara yang licik" Dengan bergetar ketakutan, Terasaka berteriak dan menangis.

Kemudian dengan cepat, warna guru itu berubah lagi menjadi hijau dengan motif lingkaran di mukanya.

"Licik! Menggelikan, idemu sempurna" Guru itu menepuk kepala Nagisa, "Terutama Nagisa, kau dapat nilai sempurna untuk menjaga gerakanmu tidak mencurigakan sampai waktu kau mendekat, kau menyerangku dengan kesempatan yang hebat"

"Tapi Terasaka dan yang lain tak mempedulikan keselamatan Nagisa, murid seperti itu tak punya hak untuk membunuhku" Warna guru itu berubah jadi merah dengan motif silang.

Guru itu menghadap semua murid.

"Ayo lakukan pembunuhan yang membuat orang tersenyum dan membusungkan dadanya dengan bangga, setiap dari kalian semua bisa lakukan itu! Kalian pembunuh berbakat dengan kekuatan yang tersembunyi, itu nasihat dari guru, sebagai target kalian!!" Ucap guru itu.

"Dia marah dengan kecepatan MACH 20 dan memujiku dengan tetakelnya ...
Aku merasakan kebahagiaan normal dari cara mengajar yang normal,
ini karena guru abnormal ini ... melihat kami secara normal"

Guru itu kemudian mengingat suatu kenangan. Saat itu, ia merangkul seorang manusia wanita dalam keadaan sekarat, dan tempat yang ada di flashback ini benar-benar terlihat hancur.

"Kalau kau mau memberi waktumu, tolong ajari anak-anak itu" Wanita itu mengucapkan permintaan terakhirnya. Ia memegang tentakel guru itu, "Perasaan yang hebat, dengan tangan ini kuyakin kau akan menjadi guru yang hebat"

----- Flashback Berakhir -----

"Sekarang ini masalah untukmu Nagisa. guru gak mau punya keinginan untuk dibunuh, karena setelah menikmati waktu dengan kalian sampai Maret, aku akan meledakkan Bumi. Kalau kau tidak mau itu terjadi, jadi apa yang akan kalian lakukan?" guru itu bertanya.

"kami tak pernah melakukan sesuatu seperti membunuh orang sebelumnya,
dan ada banyak hal lain yang harus kami lakukan…
Tapi kupikir bahwa kalau guru ini dia akan menerima niat membunuh kami ...
Kami pembunh bayaran, dan pak guru adalah target kami"

"Sebelum itu terjadi kami akan membunuh guru." Ucap Nagisa. Kemudian warna guru itu berubah lagi dengan arti meremehkan Nagisa dan lainnya.

"Kalau begitu, coba lakukan sekarang. Yang bisa membunuhku bisa libur sehari" Guru itu berucap.

"Ayo kita mulai!"

"Guru yang gak bisa dibunuh, ah gimana kalau namanya Koro-sensei?" ucap kayano.
"Korosenai berarti tidak bisa dibunuh, sensei berarti guru ..." kayano menamai guru itu.

Beberapa murid mengeluarkan senjata mereka. Tapi ...
"Walau kita tembak sekarang, kita pasti dibersihkan bersama papan nama itu,"
"Kami gak bisa pulang"

"Koro-sensei dan kelas Pembunuh kami ...
Bel pagi masih tetap akan berbunyi besok"

Bersambung ke Assasination Classroom Chapter 2

Copyright: http://www.beelzeta.com/2012/11/assasination-classroom-chapter-1.html#ixzz2EAod1ziV
Kembali Ke Atas Go down
 

Assassination Classroom

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Anime Lovers Indonesia :: Main Hall :: Plots-